Hy namaku Anggraini… aku masih kuliah... aku kuliah di salah satu universitas yang terkenal dengan tata tertib yang sangat konyol. Ya semua mahasiswa menganggapnya universitas itu sebagai neraka. Tapi mau bagaimana lagi aku disuruh oleh kedua orang tuaku untuk masuk universitas ini dengan ancaman jika aku tidak masuk maka aku tidak akan melanjutkan sekolahku. Demi sekolah aku pun mau universitas ini. Pertama memang sangat melelahkan berada di lingkungan yang seperti ini. Mata kuliah yang sangat susah. Ditambah lagi keadaan kampus yang mengeluarkan tata tertib yang sangat bisa dibilang ke kanak2an. Dimulai kuku harus selalu pendek tidak boleh panjang, rambut harus selalu di ikat tidak boleh di gerai, tidak boleh memakai blazer jurusan jika tidak pada hari rabu dan kamis. Dan masih banyak2 yang lainnya. Bahkan para dosen di kampus ini selalu mengatakan “kampus bukan tempat untuk bergaya, kampus melainkan tempat untuk menuntut ilmu”.
Oh My God! Hanya itu yang aku ucapkan ketika aku mendengar kalimat itu.
Tapi seiring denga berjalannya waktu. Aku tidak pernah menjadikan semua itu hambatan untuk aku terus menuntut ilmu. Semakin hari aku selalu berpikir “ aku tidak perduli mau peraturan apapun yang diterapkan di kampus ini, ngak akan membuatku merasa untuk mundur.”
“nikmati saja hidup ini dengan santai” itulah motto dihidupku sekarang..
Aku mempunyai 2 sahabat mereka bernama santi dan feby. Kita bersahabat dari pertama kita masuk universitas ini. Mereka sangat baik padaku. Terlebih lagi feby yang selalu baik bahkan terlalu baik padaku. Feby yang cerewet dan bersuara palin keras diantara aku dan santi. Dan santi yang besifat kalem tapi sekali dia mengeluarkan kalimat. Pasti dia mengeluarkan kata2 yang pedas…
Kita memang selalu dekat dan sangat akrab kita sellau tertawa bersama dan sedih bersama jika salah satu diantara kita sedang merasa sedih. Tapi entah kenapa hari demi hari aku ssangat jenuh. Karena menurutku aku hanya bergaul hanya dengan oarng itu-itu saja. Maksudnya aku hanya ingin aku bergaul secara luas. Setidaknya bergaul dengan mahasiswa lainnya. Tanpa menunggu waktu yang lama. Aku bergabung dengan teman seangkatan aku lainnya. mereka Riska, Lina, dan Nita. Sungguh aku merasa lebih nyaman berada diantara mereka. ada saja yang dapat membuat kita tetawa terbahak-bahak. Dan menurutku mereka gokil abis….
Di lain tempat mungkin ada yang tidak sennag melihatku merasakan hal itu setiap hari. Ya mereka sahabat2ku. “habis manis sepah dibuang” atau “ dapat teman baru teman lama dilupakan” itulah anggapan mereka kepadaku. Kadang aku sering menegur mereka jika aku berpapasan dengan mereka. Tapi mereka bersikap cuek kepadaku. aku tak tau apa yang harus aku lakukan sekarang. Yang jelas aku masih sangat menganggap mereka sebgai sahabatku.
“Oh tuhan apa yang harus aku lakukan sekarang,, tidak mungkin aku harus memilih diantara aku harus meninggalkan Riska dkk dan kembali pada santi dan feby ataupun sebaliknya,, karena sungguh aku hanya ingin mempunyai banyak teman,, aku tidak berniat untuk melupakan teman lamaku..yang telah memebrikanku kenangan dan teman baruku yang memberikanku kabahagiaan..”
**
Sudah sekitar 5 bulan…
Aku masih bergabung dengan riska dkk. Tapi aku juga masih tetap terus menyapa feby dan santi. Dan memperhatikan mereka. Samapai suatu hari aku mendapatkan informasi jika santi dipanggil oleh pihak administrasi. Dan katanya dia menunggak uang DSP selama 3 bulan. Aku tahu keadaan ekonomi keluarga santi yang dibilang berkecukupan. Jika aku melihat kehidupan santi aku selalu berpikir sendiri “ alngkah lebih baiknya kehidupanku sekarang,, aku diberi kedua orang tua yang sangat sayang kepadaku dan mereka selalu memenuhi semua keinginanku,,,dan aku selalu salah besar jika aku menggagap diriku lah yang paling sengsara di dunia ini.. ternyata di dunia ini masih banyak manusia yang lebih sengsara di banding aku”
Demi sahabatku,, aku rela uang yang ku tabung selama ini aku berikan kepadanya.lumayanlah cukup untuk membayar tunggakannya.
************
Siang hari ketika aku sedang berjalan di koridor kampus.. langkahku terhenti,ketika melihat seseorang yang aku kenal. Yang tak lain adalah santi. Dia berjalan mendekatiku. Terus mendekatiku hingga kini tepat berada di depanku. Aku hanya menatap nya dengan senyuman saja. Tiba2 dia memelukku dan berkata “makasih ya ngra, lo baik banget sama aku, kenapa lo ngelakuin ini buat aku. Padahal aku dan feby selalu menganggap kamu itu tidak baik”
Aku membalas pelukan santi.
“karena kamu dan feby adalah sahabatku, sahabat tidak akan meninggalkan temannya di saat dia lagi susah”
“maafin aku ya ngra, kita udah salah menilai kamu. Karena kami pikir kamu sudah lupa dengan kami semenjak kamu bergabung dengan riska dkk. Kami Cuma takut kehilangan kamu” ucap santi kembali kali ini sambil melepaskan pelukannya.
“ Aku tidak akan pernah meninggalkan sahabat2ku,,bagai manapun juga sahabat2 ku juga termasuk bagian dalam hidup aku. Aku bergabung dengan riska dkk aku hanya ingin menambah pergaulan saja dan mencoba akrab dengan mahasiswa yang lainnya. Kalian jangan cuekin aku lgi ya?”
Santi hanya mengangguk dan tersenyum keadaku…
“sahabat yang baik, bukan hanya untuk sekedar memberikan tanggapan terhadap segala apa yang diutaraka. Tapi sahabat yang baik adalah sahabat yang mau berkorban. Sahabat yang tak pernah menilai dengan uang atau harta. Sahabat ibarat matahari yang mampu memberikan sinaran yang terang.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar